Sumber
http://gajahsora.com/sbb-0050.html
Kiai Badra, Kiai Soka dan orang-orang dalam rombongan itu pun tertawa pula.
”Nah, sudahlah. Yang penting kalian mengetahui bahwa demikian aku sampai ke Pajang, maka aku akan mulai. Prajurit-prajurit Jipang itu sudah terlalu lama menakut-nakuti orang-orang Pajang yang selalu menjadi gelisah. Bahkan beberapa orang sudah mulai mengungsi masuk gerbang kota. Agaknya orang-orang Jipang itu memang sudah mulai mengganggu penduduk,” berkata Ki Tumenggung.
Kiai Badra mengangguk-angguk. Tetapi ia tidak menceriterakan apa yang telah terjadi dengan dirinya dan Gandar selagi mereka menempuh perjalanan dari Pajang kembali ke padepokan kecil mereka. Sementara itu, Kiai Badra pun yakin, bahwa orang-orang Jipang itu tidak akan datang mengganggu Kademangan yang pernah menjerat mereka ke dalam kesulitan. Jika terjadi sesuatu atas Kademangan itu tentu dilakukan oleh orang-orang Jipang yang lain.
Demikianlah, maka sejenak kemudian Ki Tumenggung itu pun telah minta diri untuk kembali ke Pajang. Ia berharap bahwa ia tidak akan terlalu lama diperjalanan, sehingga ia akan dapat mulai dengan segera.
”Malam masih panjang,” berkata Ki Tumenggung. ”Aku berharap bahwa malam ini dan besok sudah cukup bagi perjalananku untuk mencapai Pajang.”
”Apakah Ki Tumenggung tidak akan menjadi sangat letih?” bertanya Kiai Soka.
”Pertanyaan yang aneh,” jawab Ki Tumenggung. ”Jika pertanyaan itu keluar dari seorang anak muda yang duduk terkantuk-kantuk di pematang karena pekerjaannya tidak lebih dari menunggui air, aku menganggapnya wajar.”
Kiai Soka tersenyum. Katanya, ”Satu pertanyaan basa-basi saja Ki Tumenggung.”
Ki Tumenggung pun tertawa. Lalu katanya, ”Sudahlah. Supaya aku tidak dihambat oleh kantuk jika aku terlalu malam berangkat dari Tanah Perdikan ini.”
Kiai Badra dan Kiai Soka pun mengangguk hormat. Sementara itu Ki Tumenggung berkata kepada Iswari, ”Setelah aku dapat langsung bertemu dengan orang yang oleh Kiai Badra diusulkan untuk memimpin perlawanan terhadap keadaan di Tanah Perdikan ini, maka aku yakin bahwa kau akan dapat melakukannya dengan baik.”
”Aku mohon restu Ki Tumenggung,” desis Iswari sambil menundukkan kepalanya.
Demikianlah maka Ki Tumenggung Wirajaya dan pengawalnya pun telah meninggalkan tempat itu untuk langsung kembali ke Pajang sebagaimana dikatakannya. Ki Tumenggung ingin hari berikutnya meskipun mungkin malam hari, ia sudah berada di Pajang untuk segera bersama-sama Panglima pasukan di Pajang mengatur perlawanan terhadap orang-orang Jipang yang berada dihadapan hidung mereka dibantu oleh orang-orang dari Tanah Perdikan Sembojan.
Sepeninggalan Ki Tumenggung, maka Kiai Badra pun berbicara dengan orang-orang di dalam rombongannya, apakah sebaiknya mereka akan meneruskan permainan mereka malam itu, atau mereka akan kembali ke Tlaga Kembang, untuk selanjutnya membangun sebuah barak di tempat yang sudah mereka tentukan.
”Kita sudah berada di Tanah Perdikan,” berkata Iswari. ”Mungkin ada juga baiknya, malam ini kita teruskan permainan kita.”
”Baiklah,” berkata Kiai Soka. ”Sebaiknya memang kita teruskan agar Nyai Soka yang sudah telanjur merias diri tidak kecewa.”
”Ah kau,” sahut Nyai Soka. ”Jangan takut, bahwa setiap laki-laki di Sembojan akan mencari aku Kiai.”
Kiai Soka tertawa. Yang lain pun tertawa pula. Namun Kiai Soka masih juga berkata, ”Tetapi yang paling sulit bagi kita adalah, apabila pemangku jabatan Kepala Tanah Perdikan ini jatuh cinta kepada penari jalanan kita, sebagaimana pernah terjadi.”
”Ah, kakek,” desis Iswari. ”Ia tidak akan jatuh cinta kepadaku. Itu sudah pasti. Tetapi mungkin ia akan jatuh cinta kepada perempuan yang dikenalnya sebagai Serigala Betina itu.”
”O,” sahut Serigala Betina itu. ”Ia akan menjadi suami yang sangat baik. Jika kelak aku mempunyai anak, maka anak itu akan berhak atas jabatan Kepala Tanah Perdikan.”
Orang-orang di dalam rombongan itu tertawa. Namun Jati Wulung pun kemudian berkata, ”jangan panggil lagi perempuan itu dengan Serigala Betina, agar ia tidak menjadi buas. (Bersambung)-m
Wednesday, 15 August 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment